Jumat, 26 Maret 2010

Di Atas Batas (2)

Adikku adalah seorang "telekinetik". Ia mampu menggerakkan benda dengan pikirannya. Ibu kami tidak mengetahui kemampuan kami. Kami tidak pernah bercerita pada beliau.
Barang-barangku sudah kukemas rapi. Semua baju sudah kulipat dan kumasukan kopor. Termasuk Pindy,boneka panda kesukaanku. Hadiah dari Ayahku sewaktu aku berusia 8 tahun. Hingga saat ini,usiaku 18 tahun,aku masih menympannya. Aku duduk di bangku kelas 2 SMU. Ya,tentunya aku akan pindah ke SMU lain,dimana aku akan pindah nanti. Rencana,kami akan pindah ke Yogyakarta. Di sana terkenal sebagai kota pelajar. Ibuku berharap aku dapat sekolah yang lebih baik daripada di sini.

"Kak?" sapa adikku mengejutkan lamunanku. Aku segera menengok ke arahnya. Dia berdiri di depan pintu kamarku sambil membawa segelas susu.
"Minum dulu,susunya. Ibu bilang,nanti jam 10 kita berangkat." Kata Vanella sambil meyodorkan segelas susu cokelat kesukaanku.
***
Keluargaku memang penuh teka-teki. Kami berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran Asosiasi. Aku dan adikku,berusaha menjadi gadis biasa. Yang tidak mencolok dengan kemampuan khusus,agar tidak menarik perhatian yang notabene akan diketahui pihak Asosiasi. Entah apa yang menyebabkan orang-orang ini memburu bangsa kami --para manusia berkemampuan lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar